Postingan

Menunggumu Dalam Diam

Menunggumu Dalam Diam Panasnya terik mnetari Ributnya debu yang ingin masuk ke teras rumah Ramainya celotehan setiap rumah yang di sekelilingnku Tak menghentikanku tuk diam mematung disana Suara dentuman jam siang sejalan dengan detakan jantung ini Mengharapkan kedatanganmu secepat petir menyambar ke dalam pondok kecilku Akankah harapanku ada Apakah keinginku ada di benak pikirmu Setiap ini yang kulihat hanya banyangan Sesosok lelaki tinggi berkumis tipis Dengan senyum menawan dan sepeda ontelnya Tapi itu semua hanya imajinasi Hanya karangan, mimpi, dan angan-angan belaka Beribu-ribu kata yang kau lontarkan Telah sirna, terhapus dalam otakku Takdir memanglah takdir Kamu seperti angin Yang sekejap melintas lalu hilang Entah kapan kau kembali Sia-sia memang hidupku ini Diriku dan dirimu tak kan mungkin menyatu Dan tak ingin aku berjumpa kembali Ribuan do’a kupanjatkan untuk dirimu Dahulu...yaa dahulu Sekarang pun masih aku pa

Kesedihan Hati

Kesedihan Hati Kita jauh sekarang Entah hati dan raga yang saling berjauhan Dahulu yang saling bersama Saling bercerita, berbagi emosi Bercampur dalam satu rasa Saling cinta Tapi itu dulu Sekarang hilang sudah Berjalan satu arah Tak tahu kapan berhenti atau berbelok Atau tak ingin jua Untuk menambal rasa yang dulu Tak mungkin juga untuk bersatu kembali Karena rasa itu Sudah lama hilang Sejak kita saling khilaf satu sama lain Dan akhirnya menyesal hingga saat ini                                                                                              By: ©

Singgah di Hatimu

Singgah di Hatimu Aku tak tahu harus mulai darimana Aku tak tahu apa yang harus aku tulis dalam lembar kertas ini Aku tak perlu malu untuk berdampingan saat kita jalan beringingan Aku tak mau tahu pada asa kelamu dulu Yang ku tahu kau sosok lelaki penyayang Berbeda dari lelaki kebanyakan Suatu ketika terbesit untuk mencari nomormu Sampai susah payah ku mendapatkannya Aku tak malu untuk mengawalinay lebih awal Berbincang-bincang denganmu membuatku terpesona dan.... Begitu nyamannya hingga ku jatuh dalam pelukanmu Sampai akhirnya ku memberanikan diri untuk menyatakan suatu hal Bahwa ku benar-benar menyukaimu Tak terbayang olehku bila kau memiliki perasaan yang sama Saat itulah bahagiaku  terlampiaskan oleh perasaan ini Aku selalu berdo’a agar kita selalu bersama sampai nanti Yaa.. nanti Orang bilang sampai maut memisahkan Tapi rasa ini hanya Allah yang tahu Sampai mana perjalanan kita berakhir                                        

Keresahan

Keresahan Aku adalah aku Yang diam akan kata Yang sepi akan aktivitas Yang risau akan rasa Berjalan sesuai alunan musik yang indah di ujung jalan Dengan dentuman yang asyik seakan tubuh ikut bergoyang Tak terasa sampailah aku di ujung sana Tapi tak ada apapun Itu semua hanya ilusi Arah jalanku dan alunan musik Lenyap saat aku sampai ke tujuan Kemanakah semuanya pergi Akankah semua itu datang kembali.... Tidak....tapi mungkin hanya sekejap Mereka pergi dengan suasana yang lebih menarik Bukan aku yang sesaat diam Lalu tertawa tak pasti                                                                                                   By: Ⓒ

Hanya Bayangan

Hanya Bayangan Sekarang, esok , nanti bahkan sampai kapanpun Aku hanya bayangan yang mengganggu di matamu Disini, disana dan selamanya Aku bagaikan tak kasat mata Mungkin ini hanyalah perasaaan Sampai ku amati dalam-dalam lalu terdiam OH RIGHT ! Benar, benar sekali Tapi setidaknya aku melihatmu, memandangmu Hanya mata ini yang berkata Namun hati dan bibir tak berucap di depanmu Entah mengapa aku lebih senang dan bahagia seperti ini Walaupun nyatanya TIDAK SAMA SEKALI Sudah... Cukup... cukup semuanya Aku ingin sendiri Selamanya sampai nanti                                                                                                        By: ©

Kenyamanan

Gambar
Kenyamanan Disini tempatku Malam beralaskan tikar dan sekarung kapuk dilapisi sarung lusuh Meja kayu yang entah ku dapat darimana Pintu yang kuambil dari sampah tetangga di ujung jalan Sekarang aku sendiri Dan selamanya akan sendiri Zaman sekarang susah Susah cari makan, pekerjaan bahkan pasangan Huft... mana ada orang yang mau dengan pemulung Yang baunya serupa seperti sampah Entah sejak kapan ku disini Tapi membuatku nyaman Tak dikejar orang karena pekerjaan yang tak becus Tak berangkat subuh untuk menghadiri rapat Ini semua ujian Tapi ini semua kujalani dengan ikhlas Tak banyak mengeluh, jalani saja hidupmu Toh kita semua egois Hanya berpikir untuk mnecari harta Menjadi kaya raya Jujur aku serakah dulu Tapi tak melekat lagi penyakit itu sekarang Alhamdulillah memang Bersyukur....dan bersyukur Hanya itu saja