Menunggumu Dalam Diam
Menunggumu Dalam Diam Panasnya terik mnetari Ributnya debu yang ingin masuk ke teras rumah Ramainya celotehan setiap rumah yang di sekelilingnku Tak menghentikanku tuk diam mematung disana Suara dentuman jam siang sejalan dengan detakan jantung ini Mengharapkan kedatanganmu secepat petir menyambar ke dalam pondok kecilku Akankah harapanku ada Apakah keinginku ada di benak pikirmu Setiap ini yang kulihat hanya banyangan Sesosok lelaki tinggi berkumis tipis Dengan senyum menawan dan sepeda ontelnya Tapi itu semua hanya imajinasi Hanya karangan, mimpi, dan angan-angan belaka Beribu-ribu kata yang kau lontarkan Telah sirna, terhapus dalam otakku Takdir memanglah takdir Kamu seperti angin Yang sekejap melintas lalu hilang Entah kapan kau kembali Sia-sia memang hidupku ini Diriku dan dirimu tak kan mungkin menyatu Dan tak ingin aku berjumpa kembali Ribuan do’a kupanjatkan untuk dirimu Dahulu...yaa dahulu Sekarang pun masih aku pa